Selasa, 06 Agustus 2013

Novel tango


Judul                     : Tango
Penulis                  : Goo Hye Sun
Penerjemah           : Dwita Rizki Nientyas
Penerbit                 : PT. Ufuk Publishing House
Cetakan                 : I, Juli 2012
Tebal                     : 309 halaman
Kategori                : fiksi
Genre                    : roman
Resensi oleh         : Farakh Khoirotun Nasida
Nama lelaki itu Kang Jong Woon.
                Selama dua tahun ini, artinya bagiku adalah pacar, teman, dan keluarga. Dia adalah lelaki muda yang tampan. Hari ini dia singgah di rumahku lagi. Jong Woon tiba-tiba maju dua atau tiga langkah sambil berteriak, “Step!” Jong Woon terus berjalan berputar-putar tanpa henti seperti sedang menari, tingkahnya itu sedang mengisyaratkan bahwa ia sedang minta diperhatikan. Lalu, ia melompat ke tempatnya semula seperti seorang anak kecil. Akhirnya aku bertanya kepadanya lebih dahulu karena dia terus berputar.
                “Sedang apa?”
                “Aku sedang menarikan tarian yang sangat romantis,” jawab Jong Woon.
                “Tarian apa itu?”
                “Tango...”
Rokok, kopi, dan alkohol...
Pernahkah anda berfikir tentang kenyataan di dalamnya?
Dalam novelnya ini, Goo Hye Sun menekankan makna sebuah kenyataan di dunia. Kenyataan bahwa rokok, alkohol, dan kopi yang pahit ada dalam dunianya.
Yun adalah salah satu penerjemah novel di Korea. Yun berpacaran dengan Kang Jong Woon. Jong Woon itu seorang perokok, suka minum alkohol, dan kopi. Sebuah hal yang bertolak belakang dengan dirinya. Yun tidak suka rasa pahit kopi yang banyak diartikan dengan penderitaan hidup.  Yun tidak mengerti mengapa pria itu selalu memaksanya untuk menerima kenyataan bahwa rokok, kopi, dan alkohol merupakan bagian dari kenyataan hidupnya. Jong Woon selalu saja berkata bahwa rokok, kopi, dan alkohol memiliki arti yang sama dengan coklat dan toilet bagi Yun. Benar, mereka selalu saja bertengkar akan hal itu.
Yun dan Jong Woon adalah penari tango. Tidak, mereka adalah penari tango yang tidak seirama. Mereka selalu menginjak kaki satu sama lain sampai terluka. Sebenarnya, Jong Woon adalah sosok yang baik hati dan membenci pertengkaran. Namun, setelah dua tahun berpacaran, akhirnya Yun harus menerima bahwa rokok dan alkohol menjadi alasan berakhirnya hubungan mereka.
Yun berusaha melepaskan bayangan Jong Woon dalam hidupnya. “Apakah dulu kita benar-benar saling mencintai?.” Pertanyaan itu lah yang selalu mucul dalam diri Yun setelah mereka putus. Yun pun mulai belajar dari pengalamannya dengan Jong Woon. Dia mulai belajar mengenal apa itu rokok, alkohol, dan kopi. Ya, Yun banyak belajar tentang kenyataan dari Jong Woon.
Yun berusaha merubah penampilannya dengan memakai sepatu high heels yang tak pernah dia pakai selama berpacaran dengan Jong Woon. Yun dipertemukan dengan Park Si Hoo di kereta bawah tanah. Si Hoo, dia adalah seorang pria tampan yang mengajarkan Yun tentang arti kebebasan, arti cinta yang sebenarnya. Lama-lama hubungan mereka sangat dekat, lebih dari seorang teman biasa. Yun merasa nyaman berada di dekat Si Hoo karena Si Hoo memiliki jalan pikiran yang sama dengan Yun. Sehingga Yun menemukan cerminan dirinya dalam diri Si Hoo.
Suatu malam, Si Hoo dan Yun menari tango di tengah jalan raya. Tarian itu menandai resmi nya hubungan mereka sebagai sepasang kekasih. Yun tak pernah tahu, dia sedang dalam jalan menuju ke sebuah perpisahan yang sesungguhnya.
Goo Hye Sun menampilkan karyanya dalam dunia penulis dengan sangat apik. Sehingga novel Tango terjual 30.000 kopi dalam seminggu di Korea. Gaya bahasa seorang Hye Sun sangat dewasa. Dia manantang pembacanya untuk memahami kenyataan, cinta, ketulusan, dan kebebasan yang diajarkannya. Hye Sun mampu membuat pembaca masuk ke dalam diri seorang Yun dan merasakan adrenalin dari emosi Yun. Hye Sun dalam novelnya ini menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama untuk tokoh AKU sebagai Yun.
Dalam beberapa bagian dalam buku ini, Hye Sun menampilkan beberapa karya lukisnya yang menambah gairah untuk membuka lembar demi lembar novel Tango ini. Hal ini merupakan nilai lebih yang dimiliki Hye Sun. Selain itu, novel ini juga punya kelebihan lain seperti terdapat banyak nilai-nilai yang patut dipelajari dari dialog yang diucapkan tokoh Si Hoo.



 



Kekurangan yang ada di novel ini adalah adanya penulisan kata “lho” dalam beberapa bagian dialog tokoh. Selain itu, ada juga beberapa kali penulisan kata yang salah. Terlepas dari kekurangan yang ada, novel tango memang novel yang bagus dan sayang untuk dilewatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar