Komunitas Muslim di Korea Selatan adalah komunitas yang kaya dengan
keberagaman latar belakang etnis dan budaya. Komunitas Muslim di negeri
yang mayoritas penduduknya beragama Budha ini, kebanyakan adalah para
pekerja asing dan imigran dari berbagai negara Muslim, terutama dari
kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan.
Sementara orang-orang asli Korea yang Muslim, kebanyakan adalah
keturunan dari para mualaf yang masuk Islam saat berlangsung Perang
Korea. "Di sini adalah beberapa orang Korea. Yang lainnya berasal dari
Indonesia, Malaysia dan Uzbek. Ada juga beberapa Muslim asal AS. Muslim
disini sedikitnya berasal dari 12 sampai 14 negara di dunia," kata
Haseeb Ahmad Khan, pengusaha asal Pakistan yang sudah 10 tahun tinggal
di Korea Selatan.
Menurut Haseeb, jumlah Muslim di Korea Selatan terus bertambah,
terutama di kota besar seperti Busan. Muslim di kota ini sudah membuka
sekolah Islam sendiri. "Meski sekolahnya kecil, cukup untuk
mengakomodasi anak-anak mereka untuk mendapatkan pendidikan yang
Islami," ujar Haseeb.
Data dari Korea Muslim Federation (KMF) yang didirikan sejak tahun
1967 menyebutkan, jumlah Muslim di Korea Selatan sekarang ini mencapai
120.000-130.000 orang, terdiri dari Muslim Korea asli dan para warga
negara asing. Jumlah orang Korea asli yang Muslim sekitar 45.000 orang,
selebihnya didominasi pekerja migran asal Pakistan dan Bangladesh.
Sebagai kelompok masyarakat minoritas, masjid menjadi tempat penting
bagi Muslim Korea Selatan untuk saling bertemu dan bersilahturahim.
Sepuluh tahun yang lalu, belum banyak masjid di negara ini. Tapi
sekarang, masjid-masjid sudah banyak tersebar hampir di seluruh kota
besar di Korea Selatan. Masjid terbesar adalah Masjid Sentral Seoul yang
berlokasi di distrik Itaewon.
"Kami punya lebih dari 10 masjid di kota-kota besar seperti Gwangju,
Busan dan Daegu. Masjid di sini bukan sekedar tempat salat tapi juga
tempat berkumpul komunitas Muslim, terutama usai salat Jumat. Mereka
saling bercerita dan mendengarkan satu sama lain," imbuh Haseeb.
"Contohnya, jika ada jamaah yang sakit, mereka bersama-sama datang
menjenguk ke rumah sakit. Atau, jika ada yang butuh pertolongan, mereka
akan mencari cara untuk bisa memberikan bantuan," sambung Haseeb.
Masjid juga menjadi pusat informasi bagi warga Korea yang ingin
belajar Islam. Masjid-masjid di Korea Selatan menyediakan bahan-bahan
bacaan dan audio yang diberikan gratis buat mereka yang ingin
mempelajari Islam.
Sekolah Islam pertama di Korea Selatan rencananya akan dibuka bulan
Maret ini. Sekolah itu dibiayai lewat dana hibah dari pemerintah Arab
Saudi. Tahun 2008 lalu, Duta Besar Saudi di Seoul sudah menyerahkan dana
sebesar 500.000 dollar pada KMF untuk biaya pembangunan sekolah.
Sebagai penghargaan atas bantuan Saudi, sekolah tersebut rencananya
akan menggunakan nama putera mahkota Saudi Pangeran Sultan Bin Abdul
Aziz. Sekolah ini juga akan menerima siswa non-Muslim. Selain memberikan
mata pelajaran berdasarkan kurikulum pendidikan di Korea, sekolah yang
dibiayai Saudi ini juga akan memberikan pelajaran tambahan berupa bahasa
Arab, bahasa Inggris dan studi Islam.
Selain sekolah Islam, sejak tahun 2008 lalu, juga dibangun pusat
kebudayaan Islam di kota Seoul. Dengan adanya sekolah dan pusat
kebudayaan Islam ini, diharapkan bisa memperluas syiar Islam di Korea
Selatan sekaligus meluruskan informasi-informasi bias tentang Islam dan
Muslim yang diterima oleh masyarakat negeri itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar