Oleh Becky Eskin
Pemandangan cantik dan menawan dari Arktik
mungkin tidak ternilai harganya, tetapi pemanasan di daerah itu bisa
membawa kerugian besar bagi dunia.
Pemanasan cepat di Arktik bisa
merugikan ekonomi global lebih dari $60 triliun (sekitar Rp616.571
triliun) apabila pencairan lapisan es itu melepaskan sejumlah besar
metana — sebuah gas rumah kaca yang amat kuat. Kerugian yang ditimbulkan
hampir menyamai total ekonomi dunia tahun 2012, yakni $70 triliun.
Tanah
beku permanen, yang disebut lapisan es, di Laut Siberia Timur di Arktik
mampu menyemburkan 50 miliar ton metana setiap saat, kata para peneliti
dalam sebuah analisis yang diterbitkan Kamis (24/7) di jurnal “Nature”.
Lebih dari satu triliun ton metana diduga terperangkap dalam sedimen
laut es Samudra Arktik dalam bentuk yang disebut hidrat metana.
Seiring
menyusutnya lapisan es laut Arktik dan menghangatnya Samudra Arktik,
sedimen beku dapat mencair dan melepaskan metana yang tersimpan, kata
Peter Wadhams, salah satu penulis penelitian dan ahli kelautan di
University of Cambridge di Inggris. Gumpalan gas metana meningkat setiap
musim panas di Laut Siberia Timur, kata Wadhams.
"Itu adalah bom
waktu ekonomi yang belum disadari pada tahap ini," kata penulis utama
studi Gail Whiteman dari Erasmus University di Rotterdam, Belanda.
Karena
metana menyerap panas atmosfer 25 kali lebih efisien daripada karbon
dioksida, pelepasan metana dadakan di Kutub Utara akan memiliki efek
bencana pada iklim global, kata penulis studi.
Bertambahnya 50
miliar ton metana ke atmosfer akan mempercepat kenaikan suhu global
sebesar 3,6 derajat Fahrenheit (2 derajat Celsius) abad ini dalam kurun
waktu 15-35 tahun, kata para peneliti.
Kerugian global perubahan
iklim kemungkinan besar muncul dalam bentuk kenaikan permukaan air laut,
peristiwa cuaca ekstrem, kerusakan tanaman, dan hasil kesehatan yang
lebih buruk, kata para peneliti. Sebagian besar krisis keuangan
diperkirakan paling berdampak di negara-negara berkembang yang ada di
Afrika, Asia, dan Amerika Selatan.
"Sekitar 80 persen dari dampak
tambahan akan terjadi di negara berkembang. Negara-negara berkembang
lebih rentan terhadap perubahan iklim," kata salah satu penulis studi
Chris Hope, seorang ekonom di University of Cambridge.
Dampak
ekonomi pelepasan metana adalah sama, baik dilepaskan sekaligus dalam
satu semburan raksasa maupun dialirkan selama 30 tahun, kata hasil
penelitian. "Dalam hampir setiap kasus, dampak tambahan dari peristiwa
ini mencapai hampir $60 triliun," kata Hope.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar