Oleh Stephanie Pappas, penulis senior LiveScience
Sebuah aroma baru telah ditemukan — tapi Anda harus pergi ke laboratorium dulu untuk membauinya.
Aroma
baru itu diberi nama “aroma putih (olfactory white),” karena memiliki
kesamaan bunyi dengan bunyi putih (white noise), seperti yang ditulis
para penelitinya pada 19 November dalam jurnal “Proceedings of the
National Academy of Sciences”. Seperti bunyi putih yang merupakan
campuran berbagai bunyi yang berbeda frekuensi dan cahaya putih campuran
berbagai gelombang, aroma putih adalah campuran berbagai aroma berbeda.
“Semakin
banyak komponen dalam setiap dua campuran, maka aroma kedua campuran
tersebut akan semakin mirip, meski campuran tersebut tidak memiliki
kesamaan komponen,” tulis mereka.
Aroma putih
Hampir
semua aroma di dunia muncul dari sebuah campuran. Manusia bisa
menjelaskan bagian campuran tersebut dengan sangat baik (contohnya, kita
dengan mudah membedakan aroma kopi dengan mawar), namun kita sulit
untuk menentukan komponen tersendiri dari campuran tersebut. (Lakukan
dengan cepat, hirup aroma di cangkir kopi Anda dan sebutkan semua
komponen tersendiri yang membentuk aroma tersebut. Tidak mudah bukan?)
Mencampurkan
panjang gelombang yang terbentang dalam jajaran pandangan manusia
menjadikan cahaya putih, campuran frekuensi yang terbentang dari
pendengaran manusia membuat dengungan suara putih. Noam Sobel, ahli
neurobiologi dari Weizmann Institute of Science di Israel dan
rekan-rekannya ingin mencari tahu apakah fenomena yang sama juga terjadi
pada aroma.
Dalam serangkaian percobaan, mereka meminta para
responden untuk mencium ratusan campuran aroma, ada yang hanya terdiri
dari satu campuran dan ada yang terdiri sampai 43 komponen. Seseorang
bisa membandingkan 40 bahan campuran dengan 40 bahan lainnya, yang tiap
komponennya tidak memiliki kesamaan.
Percobaan tersebut
mengungkapkan bahwa semakin banyak komponen dalam setiap campuran,
semakin buruk partisipan yang mampu menjelaskan bagian-bagian aroma
tersebut. Campuran dengan empat komponen memiliki sedikit aroma yang
sama dengan campuran empat komponen yang lainnya dibandingkan dengan
perbandingan aroma campuran 43 komponen terhadap campuran 43 komponen
lainnya.
Mengelompokkan campuran
Para
peneliti sepertinya sedang bersemangat untuk menemukan versi aroma dari
suara putih. Mereka menyiapkan percobaan terbaru untuk memastikan
penemuan tersebut. Dalam percobaan ini, mereka membuat empat campuran 40
komponen.
Sebanyak 12 responden mencium campuran tersebut dan
mengatakan bahwa aroma itu disebut “Laurax”. Tiga responden mengatakan
bahwa campuran satu adalah Laurax, tiga lainnya menyebut campuran dua,
tiga responden berikutnya mengatakan campuran tiga, dan sisanya
mengatakan bahwa itu adalah campuran 4.
Setelah tiga hari mencium
aroma Laurax versi mereka di laboratorium, para responden diberi empat
aroma baru dan empat label aroma, salah satunya adalah Laurax. Mereka
diminta untuk memberi label yang sesuai pada setiap aroma.
Para
peneliti menemukan bahwa label “Laurax” adalah yang paling popular untuk
aroma dengan banyak campuran. Kenyataannya, semakin banyak campuran,
semakin banyak partisipan yang menyebutnya Laurax. Label tersebut muncul
57,1 persen lebih sering terhadap campuran yang terdiri lebih dari 40
komponen.
Percobaan lainnya meniru percobaan yang pertama,
kecuali dalam percobaan ini membolehkan para partisipan untuk memberi
label pada salah satu aroma “yang lain”, untuk memastikan bahwa “Laurax”
bukan sekedar sebutan. Lagi, aroma dengan banyak campuran banyak
mendapat label Laurax.
Hasilnya adalah, seperti yang ditulis para
peneliti, bahwa aroma putih adalah aroma tertentu, yang tidak
disebabkan oleh komponen khusus namun oleh campuran tertentu. Faktor
kuncinya adalah campuran tersebut memiliki intensitas yang sama dan
campuran tersebut terbentang dalam jajaran penciuman manusia. Itulah
mengapa mawar dan kopi, yang sama-sama memiliki banyak campuran aroma,
tidak beraroma sama. Komponen campurannya tidak sama dan tidak
terbentang luas dalam jajaran penciuman manusia.
Dengan kata
lain, otak kita memperlakukan aroma sebagai sebuah unit tunggal, bukan
sebagai turunan dari campuran, yang dianalisa dan disatukan kembali.
Jika tidak, otak tidak akan melihat campuran berbeda tersebut sebagai
aroma yang sama.
Mungkin pertanyaan berikutnya yang timbul
adalah, seperti apa aroma putih itu? Sayangnya, aromanya terlalu lemah
untuk diuraikan. Para partisipan menilainya tepat pada titik tengah baik
dalam kenyamanan dan konsumsi.
“Cara terbaik untuk mengapresiasi kualitas aroma putih adalah dengan menciumnya,” tulis para penelitinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar