Jumat, 23 November 2012

Peneliti Temukan Aroma Baru

Oleh Stephanie Pappas, penulis senior LiveScience

Sebuah aroma baru telah ditemukan — tapi Anda harus pergi ke laboratorium dulu untuk membauinya.

Aroma baru itu diberi nama “aroma putih (olfactory white),” karena memiliki kesamaan bunyi dengan bunyi putih (white noise), seperti yang ditulis para penelitinya pada 19 November dalam jurnal “Proceedings of the National Academy of Sciences”. Seperti bunyi putih yang merupakan campuran berbagai bunyi yang berbeda frekuensi dan cahaya putih campuran berbagai gelombang, aroma putih adalah campuran berbagai aroma berbeda.

“Semakin banyak komponen dalam setiap dua campuran, maka aroma kedua campuran tersebut akan semakin mirip, meski campuran tersebut tidak memiliki kesamaan komponen,” tulis mereka.

Aroma putih
Hampir semua aroma di dunia muncul dari sebuah campuran. Manusia bisa menjelaskan bagian campuran tersebut dengan sangat baik (contohnya, kita dengan mudah membedakan aroma kopi dengan mawar), namun kita sulit untuk menentukan komponen tersendiri dari campuran tersebut. (Lakukan dengan cepat, hirup aroma di cangkir kopi Anda dan sebutkan semua komponen tersendiri yang membentuk aroma tersebut. Tidak mudah bukan?)

Mencampurkan panjang gelombang yang terbentang dalam jajaran pandangan manusia menjadikan cahaya putih, campuran frekuensi yang terbentang dari pendengaran manusia membuat dengungan suara putih. Noam Sobel, ahli neurobiologi dari Weizmann Institute of Science di Israel dan rekan-rekannya ingin mencari tahu apakah fenomena yang sama juga terjadi pada aroma.

Dalam serangkaian percobaan, mereka meminta para responden untuk mencium ratusan campuran aroma, ada yang hanya terdiri dari satu campuran dan ada yang terdiri sampai 43 komponen. Seseorang bisa membandingkan 40 bahan campuran dengan 40 bahan lainnya, yang tiap komponennya tidak memiliki kesamaan.

Percobaan tersebut mengungkapkan bahwa semakin banyak komponen dalam setiap campuran, semakin buruk partisipan yang mampu menjelaskan bagian-bagian aroma tersebut. Campuran dengan empat komponen memiliki sedikit aroma yang sama dengan campuran empat komponen yang lainnya dibandingkan dengan perbandingan aroma campuran 43 komponen terhadap campuran 43 komponen lainnya.

Mengelompokkan campuran
Para peneliti sepertinya sedang bersemangat untuk menemukan versi aroma dari suara putih. Mereka menyiapkan percobaan terbaru untuk memastikan penemuan tersebut. Dalam percobaan ini, mereka membuat empat campuran 40 komponen.

Sebanyak 12 responden mencium campuran tersebut dan mengatakan bahwa aroma itu disebut “Laurax”. Tiga responden mengatakan bahwa campuran satu adalah Laurax, tiga lainnya menyebut campuran dua, tiga responden berikutnya mengatakan campuran tiga, dan sisanya mengatakan bahwa itu adalah campuran 4.

Setelah tiga hari mencium aroma Laurax versi mereka di laboratorium, para responden diberi empat aroma baru dan empat label aroma, salah satunya adalah Laurax. Mereka diminta untuk memberi label yang sesuai pada setiap aroma.

Para peneliti menemukan bahwa label “Laurax” adalah yang paling popular untuk aroma dengan banyak campuran. Kenyataannya, semakin banyak campuran, semakin banyak partisipan yang menyebutnya Laurax. Label tersebut muncul 57,1 persen lebih sering terhadap campuran yang terdiri lebih dari 40 komponen.

Percobaan lainnya meniru percobaan yang pertama, kecuali dalam percobaan ini membolehkan para partisipan untuk memberi label pada salah satu aroma “yang lain”, untuk memastikan bahwa “Laurax” bukan sekedar sebutan. Lagi, aroma dengan banyak campuran banyak mendapat label Laurax.

Hasilnya adalah, seperti yang ditulis para peneliti, bahwa aroma putih adalah aroma tertentu, yang tidak disebabkan oleh komponen khusus namun oleh campuran tertentu. Faktor kuncinya adalah campuran tersebut memiliki intensitas yang sama dan campuran tersebut terbentang dalam jajaran penciuman manusia. Itulah mengapa mawar dan kopi, yang sama-sama memiliki banyak campuran aroma, tidak beraroma sama. Komponen campurannya tidak sama dan tidak terbentang luas dalam jajaran penciuman manusia.

Dengan kata lain, otak kita memperlakukan aroma sebagai sebuah unit tunggal, bukan sebagai turunan dari campuran, yang dianalisa dan disatukan kembali. Jika tidak, otak tidak akan melihat campuran berbeda tersebut sebagai aroma yang sama.

Mungkin pertanyaan berikutnya yang timbul adalah, seperti apa aroma putih itu? Sayangnya, aromanya terlalu lemah untuk diuraikan. Para partisipan menilainya tepat pada titik tengah baik dalam kenyamanan dan konsumsi.

“Cara terbaik untuk mengapresiasi kualitas aroma putih adalah dengan menciumnya,” tulis para penelitinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar